Seperti juga pepatah: "Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya atau lain negara lain pula nilai jiwanya." Lihat saja di Indonesia sekarang ini jiwa rakyatnya itu hampir tidak ada nilainya, sebab dalam kebanyakan kasus nilai jiwa rakyat Indonesia itu dianggap hanya sekedar angka atau nomor saja. Entah rakyatnya meninggal ratusan atau ribuan pemerintah tidak pernah mau gubris atau ambil pusing, misalnya dalam kasus Lapindo maupun dalam kasus-kasus pencemaran lingkungan lainnya. Mereka lebih mementingkan jiwa dari seorang menteri atau konglomerat daripada puluh ribu jiwa rakyatnya.
Bagaimana caranya menilai jiwa seseorang? Jelas jiwa wong cilik itu nilainya sangat murah sekali, masalahnya mana yang mau mengeluarkan uang puluhan sampai ratusan juta khusus untuk melindungi atau mempertahan jiwa dari wong cilik. Beda dengan jiwa dari pejabat ataupun para wong sugih. Lihat saja jiwa Soeharto berapapun biayanya mereka akan usahakan; agar tetap bisa dipertahankan terus.
Ketika Ibu Tien jiwanya melayang, seluruh rakyat Indonesia berkabung selama tujuh hari tujuh malam, apakah hal yang sama akan terjadi apabila Soeharto meninggal belum tentu?
Apakah jiwa seorang itu dinilai berdasarkan status, jabatan maupun kekayaan dari si pemilik jiwa? Saya yakin demikian, sebab berapa banyak dana, waktu maupun personal yang disediakan untuk melindungi jiwanya dari President Bush, beda dengan jiwanya mang Ucup yang nilainya tidak lebih daripada nilainya jiwa si Bleki anjing tetangga, kojor tidak kojor ya podo wae begitu.
Menurut segi pandangan agama jiwa setiap orang itu sangat berharga dipandangan Sang Pencipta, tetapi kebalikannya apabila jiwa manusia itu begitu berharga, kenapa Ia mengirim bencana alam untuk mencabut jutaan jiwa umat-Nya?
Setiap orang dapat menentukan nilai jiwanya melalui usuransi jiwa. Siapa saja berhak dan boleh menilai, bahwa jiwanya itu jauh lebih tinggi maupun lebih berharga daripada jiwa yang lain. Hanya sayangnya satu kenyataan pahit yang kita harus terima entah itu si Bush atau si Ucup jiwa kita itu tidak bernilai sama sekali, karena pada suatu saat akan ia akan pergi menghilang wuuu.usss-Gone with the wind en never kam bek, alias minggat buron begitu saja meninggalkan jasad kita.
Kita tidak akan bisa menilai jiwa kita, sebab jiwa ini bukannya milik kita, melainkan hanya sekedar pinjaman saja dari sang Pencipta
0 komentar:
Post a Comment