Alkisah Mbah Kliewone sedang bersama muridnya Tarno dan bertanya kepada sang murid: ''Kamu sakit ?”.
Tarno menjawab “Tidak Mbah, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan ini. Itu sebabnya saya ingin mati”.
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, si Mbah meneruskan : “Kamu sakit. Penyakitmu itu bernama “Alergi Hidup”.
Tarno menjawab “Tidak Mbah, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan ini. Itu sebabnya saya ingin mati”.
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, si Mbah meneruskan : “Kamu sakit. Penyakitmu itu bernama “Alergi Hidup”.
"Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan keadaan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Usaha pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu langgeng.
Apa sih yang abadi dalam hidup ini ? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita”.
“Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku”,
kata si Mbah Kliewone.
“Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup lebih lama lagi”, Jawab Tarno menolak tawaran si Mbah.
“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati ?”, tanya si Mbah.
“Ya, memang saya sudah bosan hidup”, jawab Tarno itu lagi.
“Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini… Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini.
Sedangkan separuh sisanya kau minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang ”.
Apa sih yang abadi dalam hidup ini ? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita”.
“Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku”,
kata si Mbah Kliewone.
“Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup lebih lama lagi”, Jawab Tarno menolak tawaran si Mbah.
“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati ?”, tanya si Mbah.
“Ya, memang saya sudah bosan hidup”, jawab Tarno itu lagi.
“Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini… Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini.
Sedangkan separuh sisanya kau minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang ”.
Kini, giliran Tarno menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru orang bijak nan pandai yang pernah ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Mbah Kliewone ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun kematian.Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut “obat” oleh Mbah Kliewone tadi.Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai !
Tinggal satu malam dan satu hari ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran paling terkenal seantero negeri. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis.
Sebelum tidur, Tarno mencium istrinya dan berbisik,“Sayang, aku mencintaimu” . Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan paling manis.
Esoknya, sehabis bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih tertidur.
Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya.Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali dan berkata : “Sayang…, apa yang terjadi hari ini ? Selama ini,mungkin aku salah. Maafkan aku sayang”.
Di benkel tempatnya bekerja Tarno menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. semua orang di lingkungan tempat kerja Tarnopun jadi bingung, “Hari ini, Tarno kok aneh ya ?” Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut.Karena siang itu adalah siang terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri Tarno yang memberikan ciuman kepadanya sambil berkata :
“ Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu”. Anak-anak Tarno pun seolah tidak ingin ketinggalan menyapa ayahnya : “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami”.
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba,hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya ?
Ia mendatangi Mbah Kliewone.
Melihat wajah Tarno,rupanya Mbah Kliewone langsung mengetahui apa yang telah terjadi dan berkata :
“Buang saja botol itu. Isinya air biasa,Kau sudah sembuh.
Apabila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja,maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut,selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan.Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagian,Itulah jalan menuju ketenangan ”.
Dan Tarnopun mengucapkan terima kasih dan menyalami Mbah Kliewone, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian,Itulah sebabnya, ia selalu bahagia,selalu tenang,selalu Hidup.......
Sudahkah Anda Bosan Hidup ?
Apabila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja,maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut,selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan.Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagian,Itulah jalan menuju ketenangan ”.
Dan Tarnopun mengucapkan terima kasih dan menyalami Mbah Kliewone, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian,Itulah sebabnya, ia selalu bahagia,selalu tenang,selalu Hidup.......
Sudahkah Anda Bosan Hidup ?
0 komentar:
Post a Comment