Berawal dari pertemanan, hubungan dekat dengan lawan jenis amat mungkin berkembang menjadi lebih serius. Sehari saja berlalu tanpa curhat-curhatan,smsan atau telpon dengan si dia, hidup seolah hambar. Hati-hati, soalnya yang Anda lakukan itu sudah menjurus pada emotional affair atau perselingkuhan emosi yang ternyata lebih berbahaya dan lebih sulit diakhiri dibandingkan affair yang sifatnya fisik.
Di sisi lain, kebutuhan perempuan mengungkapkan perasaan lebih besar daripada lelaki. Masalahnya, bagaimana jika mereka curhat kepada kolega lelaki? Mungkin tidak masalah selama hubungan itu murni berteman. Tapi pertanyaannya: betulkah lelaki dan perempuan bisa murni berteman tanpa melibatkan perasaan?
Bahaya Curhat
Rata-rata, perselingkuhan dimulai dari curhat sebagai sahabat. Awalnya sekadar makan siang bareng, curhat soal pekerjaan kemudian makin akrab dan menjurus pada hal-hal pribadi. Kenyataannya curhat bisa berdampak, kalau dosisnya berlebihan dan berkembang menjadi obrolan mesra. Salah satu indikator ‘bahaya’ nya adalah adanya rahasia, di mana teman perempuan dan lelaki itu mulai ‘sembunyi-sembunyi’ dari pasangan untuk berkomunikasi atau bertemu. Kondisi ini cenderung didukung kecanggihan teknologi yang memungkinkan komunikasi tanpa batas, seperti sms (sering diplesetkan dengan “sarana mudah selingkuh”) atau chatting lewat internet.
Menurut para ahli, perselingkuhan emosi kian sering terjadi akhir-akhir ini. Penyebabnya, kata Steven Stosny, Ph.D., penulis buku How to Improve Your Marriage Without Talking About It, tak lain karena banyak di antara kita yang merasa terisolir secara emosi. "Beban kerja yang terlalu tinggi, rutinitas kelewat padat, atau kebanyakan bergaul di dunia maya, semua itu bisa menciptakan jarak emosi dan merenggangkan kedekatan kita dengan pasangan," ujarnya.
Ketika jarak emosi tercipta, kita tidak lagi merasa nyaman dan terbiasa berbagi cerita dengan pasangan. Pada akhirnya, justru diri kita sendiri yang merasa diabaikan dan tidak dicintai. "Perasaan dicampakkan inilah yang memunculkan bibit perselingkuhan emosi. Sebab pada dasarnya setiap orang butuh memiliki keterikatan secara emosi dengan orang lain," kata Stosny.
Perasaan tidak dicintai ini selanjutnya akan memunculkan ketidakpuasan dan perasaan insecure terhadap kehidupan sendiri, entah itu dalam karier, pencapaian pribadi, dan lain-lain. Jika dalam kondisi batin terluka ini muncul pria lain yang menaruh perhatian besar pada diri kita, jangan heran bila kita akan menyambutnya sepenuh hati," tambah Stosny lagi.
Apa Tanda-tandanya?
Sebelum terlanjur "kebablasan", kenali tanda-tanda Anda telah terjerumus ke dalam perselingkuhan emosi:
* Merasa malu kalau pasangan melihat Anda sedang bersama PIL, meski Anda berdua tidak sedang melakukan apa pun yang mencurigakan.
* Merasa excited dan sibuk merapikan penampilan sebelum bertemu dengan PIL.
* Anda merasa lebih nyaman berbagi cerita tentang banyak hal dengan PIL ketimbang dengan pasangan sendiri.
* Mulai merasakan ketertarikan secara fisik kepadanya, meski Anda berulang kali meyakinkan diri sendiri untuk tidak berbuat terlampau jauh.
Meski berhasil menutup-nutupi tanda-tanda ini dari pasangan, tetapi Anda tetap mesti selalu memasang kuda-kuda, karena affair ini sudah pasti akan menggerogoti hubungan Anda dari dalam. Menurut Gary M. Neuman, penulis buku Emotional Infildelity, "Kian tergantung Anda pada diri pasangan baru, maka Anda akan semakin menarik diri dari pasangan resmi. Lama kelamaan, perasaan bersalah akan menyiksa diri sendiri dan semakin merenggangkan ikatan emosi dengan pasangan resmi," ujarnya.
Putus Kontak Sama Sekali
Kalau sudah tiba di titik ini, maka langkah selanjutnya sepenuhnya berada di tangan Anda. Mau memperbaiki hubungan dengan pasangan resmi atau lanjut dengan pasangan baru? Jika ternyata memilih untuk menyudahi affair dan "rujuk" kembali dengan pasangan, maka hal pertama yang mesti Anda lakukan adalah menguatkan niat. Pasalnya, di mana-mana, yang namanya putus hubungan cinta pasti akan terasa berat dan pahit.
Terlebih, menurut Stosny, satu-satunya cara menuntaskan sebuah affair emosi adalah dengan cara memutuskan kontak sama sekali dengan PIL Anda. "Menyudahi affair tetapi masih terus menjalin kontak lewat e-mail atau telepon malah bisa meningkatkan level godaan dan kadar obsesi Anda untuk kembali menjalin hubungan dengannya," ujarnya.
Tanamkan pula bahwa affair yang Anda miliki itu adalah sebuah hubungan yang tidak sehat. Meski affair ini terkesan tulus dan romantis lantaran tidak melibatkan sentuhan fisik, tapi tetap saja hubungan tersebut tidak memiliki landasan kuat. Lakukanlah pula introspeksi kepada diri sendiri. Pasalnya, sedari awal, affair ini terjadi lantaran ketidakmampuan Anda dan pasangan mendeteksi dan menyelesaikan persoalan dalam hubungan. Jika di masa depan masalah serupa muncul lagi, bukan tak mungkin Anda akan mencari solusi dengan menjalin affair baru.
Selingkuh hati bisa merupakan a wake-up call / ( peringatan), agar Anda menyadari ketidakberesan dalam perkawinan Anda karena terlalu sibuk bekerja atau jenuh dengan keruwetan urusan rumah tangga. Untuk itu, ciptakan kebersamaan dan keterbukaan dengan pasangan setiap saat. “Tidak ada salahnya kalau Anda meluangkan waktu sejenak sepulang kantor untuk ngobrol santai sambil menonton TV atau sesekali bermanja-manja dengan pasangan.”
Hal yang perlu disadari, selingkuh -apapun jenisnya- hanyalah pelarian sesaat dan tidak akan menyelesaikan masalah. Bahkan, akan berujung menyakitkan hati – apakah itu pasangan Anda, pasangan orang lain atau diri sendiri. Jadi, kalau tidak siap "terbakar", lebih baik jangan "bermain api”
0 komentar:
Post a Comment