widget

Cinta ( Realita Cinta )

Cinta. Topik yang bersifat personal tetapi berlaku universal ini, membuat saya tergelitik membuat opini tambahan, untuk melengkapi tulisan pembuka tentang cinta yang ditulis di buku tersebut.

Sedemikian rumit dan misterius-kah cinta?

Tidak sedikit orang yang dengan sengaja dan dengan berbagai cara berusaha mencari cinta yang sebenarnya. Cinta Oh Cinta......

Cinta adalah naluri awal yang dimiliki setiap manusia. Setiap anak yang dilahirkan, pasti dihasilkan dari sebuah cinta. Bisa jadi hanya cinta separuh jiwa, bila seorang ibu melahirkan sendirian. Kalau suami yang (dulu) dicinta, sudah pergi entah kemana.

Rasa hangat didalam hati itu, yang diimplementasikan dalam wujud nyata berupa perhatian, kasih sayang dan rela berkorban untuk orang yang dicintai, kerapkali diidentikkan dengan kata cinta.

Cinta sejati akan menghampiri setiap orang yang bisa mencintai dengan tulus. Siapa saja yang mampu mencintai tanpa pamrih dan mengharap balasan. Cinta juga tidak pernah pandang status, pangkat apalagi jabatan. Dia akan menghampiri di saat yang tepat, pada orang yang sudah ’siap’ untuk menerima cinta.

Penerimaan ini berkaitan erat dengan kemampuan seseorang untuk menekan ego. Karena bila sudah siap dicinta, maka orang tersebut juga harus siap mencinta. Artinya, dia harus ‘menurunkan’ standar kesempurnaan serta harapan agar ada kesetaraan dengan pasangan.

Kesetaraan.

Istilah ini bisa jadi hampir dilupakan. Padahal dalam cinta sepasang kekasih, dua manusia yang saling jatuh cinta itu harus memiliki kesetaraan rasa, logika bahkan kesetaraan cita-cita. Cinta yang bertepuk sebelah tangan, adalah cinta yang tidak memiliki kesetaraan. Kala pihak yang satu merasa lebih tinggi dari yang lain, maka cinta tersebut hanya tinggal menunggu waktu untuk hilang terbuang. Mencari cinta lain, yang lebih tepat dan setara.

Cinta sepasang kekasih, adalah bentuk lain dari perwujudan cinta yang seringkali kita jumpai. Harus ada ketertarikan awal, sehingga dua hati dapat menyatu dan mengikrarkan janji setia untuk saling mencinta. Tidak terlalu penting lagi menjadi orang yang dicintai atau mencintai, karena cinta selalu menemukan tempat yang tepat untuk berbagi perhatian dan kasih sayang.

Satu hal yang harus dilakukan agar kita menemukan cinta yang benar, adalah menyiapkan hati, pikiran dan diri kita agar pantas serta layak mendapat cinta sejati. Cinta yang tulus dari pasangan kita.

Cinta yang tidak pernah pudar dimakan zaman, adalah cinta seorang ibu pada anaknya. Cinta orangtua pada putra-putrinya. Cinta yang hanya memberi, tanpa pernah mengharap balasan materi. Cinta yang datangnya murni dari dalam hati itu.

Ada lagi satu cinta yang kini makin terlupa. Yaitu cinta rakyat pada negaranya. Cinta masyarakat pada tanah tumpah darahnya. Cinta seorang pahlawan pada tanah air yang rela ditebus dengan nyawanya. Cinta yang tidak memiliki ikatan darah, tapi setara dengan rasa cinta orangtua pada anaknya.

Cinta, dengan segala macam perwujudannya, adalah naluri yang dimiliki setiap manusia. Insting pertama kita untuk belajar berbagi rasa.

Cinta yang jatuh di tempat yang salah, akan membuat cinta kehilangan kesakralannya. Bisa membuat arti cinta menjadi sesuatu yang tidak indah dan kehilangan kesejatiannya.

Cinta memang anugerah terindah yang harus selalu digali dan dibagikan. Pada keluarga, pada pasangan juga pada orang-orang yang ada diseliling kita.

Kenapa?

Agar cinta itu senantiasa memiliki makna seperti tujuan awalnya cinta itu diberikan oleh Sang Maha Pencipta, yaitu untuk memuliakan setiap manusia di dunia…

0 komentar: